Kiai Hologram Ala Cak Nun
Identitas Buku
Judul: Kiai Hologram
Penulis: Emha Ainun Nadjib
Penerbit: Bentang Pustaka
Membaca tulisan-tulisan Kiai Emha Ainun Nadjib atau yang kerap disapa Cak Nun adalah sebuah kebanggaan tersendiri bagi saya. Bagaimana tidak? Semua tulisan Cak Nun menyimpan makna yang dalam dan tentunya bermanfaat untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Menyangkut pola pikir yang kritis juga mengingatkan pembaca tentang berbangsa dan bernegara. Setidaknya itulah yang saya dapat ambil dari buku berjudul Kiai Hologram.
Buku ini terdiri dari kumpulan esai yang sarat akan nuansa religi dan nasionalis. Pada bagian awal Cak Nun memberi arti hidup yang sesungguhnya. Yang tetap berpedoman pada kitab suci Alquran. Dengan demikian tujuan manusia hidup ialah penyatuan kembali dengan Rabbnya. Berupa Ridho dari Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
"Hidup bukanlah mencapai apa di dunia, melainkan dibukakan pintu atau tidak oleh sang Maha Pencipta."
Dalam kritiknya terkait lembaga pendidikan formal Cak Nun menjelaskan apa yang terjadi saat ini. Menurutnya lembaga-lembaga tersebut lama kelamaan lebih mementingkan gelar, pangkat, serta keuntungan materi. Bukan untuk mencari ilmu. Membaca bagian itu menyadarkan pembaca agar kembali pada hakikat hidup, yaitu tidak berorientasi pada dunia dengan segala gegap gempitanya.
Alangkah baiknya manusia beralih menjadi manusia sejati. Karena selama ini masih banyak manusia yang senang sembunyi di balik topeng keduniaannya. Terlebih topeng berupa harta benda yang dimanfaarkan untuk mengejar dunia. Padahal semakin manusia sibuk mengejar dunia, maka ia akan dipermainkan dunia.
Melalui esainya Cak Nun juga mengajak pembaca berpikir serta merenung. Mengenai diri sendiri maupun nasib bangsa. Kondisi bangsa yang mulai ruwet disebabkan perbedaan pendapat yang ramai dibicarakan saat itu sempat membuat Bhinneka Tunggal Ika meredup.
Korupsi yang melenggang bebas di negeri khatulistiwa ini, pemimpin yang memberdayakan rakyatnya, serta rakyat yang pasrah total kepada pimpinannya. Semua keruwetan itu dibahas sejelas dan serinci-rincinya di buku Kiai Hologram ini.
Masalah besar yang dihadapi bangsa ini terletak pada perebutan kuasa dan harta benda. Persaudaraan terjalin hanya ketika ada kepentingan. Selebihnya beragam cara pun dilaksanakan demi kepuasan pribadi.
Anggapan Pancasila kurang Islami pun dijawab Cak Nun dengan menjelaskan bahwa butir-butir Pancasila sendiri diambil dari Islam: adil, adab, hikmat, musyawarah, wakil, dan rakyat. Wacana ingin menjadikan Indonesia sebagai negara Islam merupakan bentuk kurangnya pemahaman tentang Pancasila.
Cak Nun menuturkan khilafah itu bagaikan biji. Biji khilafah bisa tumbuh menjadi pohon kesultanan, kekhalifahan, kerajaan, republik, federasi, perdikan, padepokan, atau komunitas saja.
Toh, kalaupun ingin mensyiarkan Islam, sebaiknya dengan cara yang halus, ramah, dan sesuai dengan apa yang diajarkan para Nabi.
Baca juga: Resensi buku Api Sejarah jilid I
Buku ini memberi pelajaran berharga. Dikemas dengan sangat epik. Sehingga menyentuh hati pembaca yang seolah-olah sedang membaca cerita hidupnya sendiri. Seperti keadaan masyarakat yang menafsirkan suatu hal dengan keterbatasan akal. Tetapi selalu merasa benar dan menentang pendapat yang sebenarnya benar.
Oleh karena itu, masyarakat harus cerdas. Bisa diandalkan dan diharapkan. Sehingga nantinya bisa membedakan mana yang mereka pahami dan tidak mereka pahami.
Goresan tinta Cak Nun cocok dibaca siapa pun. Baik para pemimpin atau pun yang dipimpin. Memaparkan keadaan manusia sekarang dengan bahasa yang halus. Saya pun berkali-kali tersindir saat membacanya. Karena tema yang diangkat memang realistis, sesuai dengan keadaan yang terjadi.
Jika ingin membaca buku fisiknya silakan klik Di sini
Selain itu, buku Kiai Hologram tak hanya menyajikan bahan bacaan. Tetapi juga muhasabah atau perenungan diri. Dilengkapi cuplikan ayat-ayat suci Alquran serta quote indah dari Cak Nun.
Peresensi: @lathifah_saadah
0 Comments
Jangan melakukan spam, tak ada link dan bicara kotor.
Berkomentarlah dengan cerdas