Resensi Novel Dunia Anna

 Kekhawatiran Anna terhadap Nasib Bumi Di Masa Nova, Cicitnya Kelak

Resensi novel dunia anna


Identitas Buku
Judul: Dunia Anna
Penulis: Jostein Gaarder
Penerjemah: Irwan Syahrir
Penerbit: Penerbit Mizan
ISBN: 978-979-433-842-1
Cetakan: Oktober, 2014


Novel Dunia Anna merupakan salah satu karya dari seorang penulis besar Jostein Gaarder. Melalui novelnya Jostein berusaha menggugah kesadaran pembaca terhadap keadaan alam saat ini dan seterusnya. Tokoh utama Anna digambarkan sebagai anak berfantasi lebih dan bermimpi hal-hal aneh. Keadaan itulah yang membuatnya harus berkonsultasi dengan psikiater bernama Dokter Benjamin.

Mereka bercerita layaknya seorang teman. Benjamin mengangap Anna buka anak kecil lagi, tetapi seseorang yang telah dewasa. Percakapan mereka berlangsung lama dan terus berlanjut.

Menurut Anna dan Benjamin sebenarnya Anna tidak mengalami kelainan. Hanya saja imajimasi serta pikiran yang dianggap nyata olehnya. Bahkan Anna ingat betul setiap mimpi-mimpinya.

Sering kali Anna bermimpi bertemu (bahkan menjadi) cicitnya, Nova, yang mengeluhkan kondisi bumi di zamannya kelak yang jauh berbeda dengan zamannya Anna. Maka Nova menuntut agar bumi kembali indah dengan flora dan fauna yang lengkap tanpa ada kepunahan.

Di zaman Nova, tahun 2082, sudah tidak ditemukan lagi kicauan burung, bunyi hewan, dan kawanan hewan yang berkejaran. Ia hanya bisa melihatnya melalui video. Ia ingin sekali bisa merasakan hidup bumi yang subur seperti Anna.

Penyebab utama kepunahan hewan dan tumbuhan adalah pemanasan global. Sebab CO2 terlanjur menyelimuti bumi selama bertahun-tahun. Udara terasa panas, tidak ada angin, banyak terjadi kepunahan, serta es di kutub mulai mencair adalah ancaman yang nyata bagi generasi mendatang apabila generasi saat ini tidak memperhatikan kondisi alam dan terus menerus menguras kekayaan alam yang ada.

Anna dituntut untuk memikirkan kondisi bumi di tahun-tahun mendatang. Di tahun Nova berumur seperti dirinya. Oleh karena itu, ia beserta Jonas, pacarnya, memulai langkah kecil sebagai upaya penyelamatan bumi dari kerusakan.

Meskipun ia sendiri tahu bahwa upayanya itu sulit dilakukan selama manusia belum sadar akibat dari perbuatan merusak lingkungan. Berupa pembakaran bakar fosil dan penebanganpohon.

Dalam novel ini Jostein mengajak pembaca untuk lebih memperhatikan, mencintai, dan menjaga alam. Kemarahan Nova cukup menggambarkan bagaimana sikap keturunan kita kelak terhadap perbuatan kakek neneknya terdahulu.

Jika pemanasan global dibiarkan maka tak heran bila suhu di bumi meningkat. Lama kelamaan hal tersebut dapat mendatangkan bencana besar bagi seluruh makhluk di bumi. Bumi akam kehilangan daratannya dan makhluk hidup pun kehilangan tempat tinggalnya. Anna berharap manusia diberi kesempatan kedua.

"Mungkin dunia ini bisa mendapat kesempatan baru...” (hal. 52)


Sehari sebelum ulang tahunnya ia sempat menulis surat kepada Nova:

Nova sayang, aku tidak tahu bagaimana rupa dunia saat kau membaca surat ini. Tapi, ….

Membaca surat itu Nova bertanya-tanya bagaimana bisa neneknya tahu kalau kelak akan memiliki cicit dirinya? Padahal surat tersebut ditulis 70 tahun sebelum Nova lahir ke dunia.

Baca juga: Resensi novel Hujan, Tere Liye

Novel Dunia Anna merupakan novel Jostein Gaarder pertama yang aku baca. Sebelumnya aku masih ragu karena ini novel filsafat. Yang ada di pikiranku saat itu bacaannya pasti berat untukku yang masih awam ini. Namun setelah membaca bab-bab awal aku semakin penasaran akan kelanjutan ceritanya dan menerka akhir kisah Anna.

Penggunaan waktu yang silih berganti antara Anna dan Nova membuat buku ini semakin menarik. Topik yang di bahas pun bermanfaat banget. Karakter Anna dan Jonas sebagai pemuda yang cerdas patut dicontoh. Di usia mudanya mereka telah memikirkan generasi penerus yang belum ada. Gaya pacaran mereka tak melulu soal cinta, melainkan ilmu dan pengetahuan.

Novel ini recomended buat kalian semua. Dan semoga setelah membacanya kita bisa peka, lebih memerhatikan lingkungan.

Post a Comment

1 Comments

  1. Kalau saya sudah punya "Dunia Shopie" karya Jostine juga. Keren ya, tentang filsafat juga...

    ReplyDelete

Jangan melakukan spam, tak ada link dan bicara kotor.
Berkomentarlah dengan cerdas