Resensi Novel 5cm

 Identitas Buku

Judul Buku: 5cm

Penulis       : Donny Dhirgantoro

Penerbit    : Penerbit P.T. Grasindo

ISBN           : 978-979-081-852-1

Cetakan  : keduapuluh delapan, Januari 2013

Resensi novel 5cm


Novel best seller ini menceritakan tentang persahabatan 5 anak manusia dengan kisahnya masing-masing.

Ialah Genta, Arial, Zafran, Ian, dan Riani. Mereka selalu bersama sejak SMA. Tiada hari tanpa kekocakan dan kekonyolan yang mereka ciptakan. Obrolan yang mengalir dan sesekali diselingi canda tawa.

Bukan hanya tentang persahabatan. Novel 5cm juga mengandung motivasi, perjuangan, cerita cinta, cita-cita, keinginan, serta mimpi. Hal itu kembali mengingatkan kita sebagai pembaca bahwa hidup harus memilih. Antara kebahagiaan dan kesedihan. Dan untuk mendapatkannya kita harus berjuang dengan gigih.

Di sini cerita bermulai. Saksi bisu eratnya persahabatan kelima spesies manusia gokil serta kocak.

Suara musik mengalun indah mengiringi malam-malam mereka. Tak jarang Zafran pun ikut menyumbangkan suara emasnya.

Di tempat yang mereka namai secret garden itulah mereka bertukar cerita dan pengalaman. Sambil ngobrol ngalor ngidul mereka menikmati indomie, makanan favorit sekaligus mengenyangkan bagi mereka. Bahkan Ian sampai membuat rumus indomie sendiri, yaitu:

Rumus indomie Ian


***

Malam itu di lapangan basket sekolah mereka kembali berkumpul sekaligus mencari jalan keluar atas permasalahan yang bermula dari Ian. Sikap Ian yang tidak percaya diri dan selalu mengikuti gaya orang lain sempat menimbulkan keretakan antara Arial dengan Zafran. Di mana saat di belakang Arial ataupun Zafran, Ian selalu menjelek-jelekan salah satu temannya tersebut.

Apa pun yang temannya suka, baik itu lagu serta film Ian akan ikutan suka. Meski dirinya sendiri tidak tahu menahu soal itu. Oleh karena itu Genta, orang paling bijak di antara mereka, memutuskan untuk memecahkan permasalahan yang terjadi.

Setelah menghubungi Ian karena mereka ingin membahasnya di sana, namun Ian menolak. Keluarganya sedang berkumpul di rumahnya.

Berbekal izin dari penjaga sekolah dan sedikit merayu mereka berlima akhirnya berkumpul di lapangan basket, tempat kumpul favorit semasa SMA.

Obrolan dimulai dengan nostalgia masa SMA yang penuh kekonyolan. Tidak ada yang berani membahas niat awal mereka ke sana. Hingga kemudian Ian sendiri yang memulai pembicaraan serius itu. Ian minta maaf pada Arial dan Zafran atas perbuatannya dan atas sikap plin plannya selama ini.

"Gue minta maaf... Lo pada marah sama gue... ya," kata Ian.

***

Setelah acara maaf memaafkan Genta kembali memberi ide. Ia melihat persahabatannya kian hari kian lengket. Tiada hari tanpa bersama-sama. Ian ingin sedikit ada perubahan berupa tak saling sapa selama 3 bulan. Benar-benar tidak berhubungan sama sekali.

Keputusan itu akhirnya disepakati bersama oleh Genta, Arial, Zafran, Ian, dab Riani. Mereka akan bertemu pada tanggal 14 Agustus.

Dalam 3 bulan itu masing-masing dari mereka mempunyai kisah yang berbeda. Diawali dari Zafran yang diam-diam mendekati Dinda, saudara kembar Arial. Riani yang selalu bersikap baik kepada siapa saja saat magang. Ada pelajaran berharga dari kisah Riani yang bisa dipetik, yaitu kegigihannya dalam mengejar mimpi.

"Apa yang lo mau, lo kejar aja, ... taruh di kepala lo terus, jangan sampai lepas," katanya kepada Citra, rekan kerjanya.

Sedangkan Arial dalam 3 bulan itu berhasil mengungkapkan rasa sukanya kepada Indy, teman fitnessnya. Arial juga telah mengubah cara hidupnya semenjak kenal Indy. Ini merupakan suatu perubahan besar dalam hidup Arial.

Dari kisah kelimanya yang paling menarik perhatian saya (@lathifah_saadah) terletak di kisah Ian dalam menyelesaikan kualiahnya. Terdapat pesan-pesan yang mendalam dan memotivasi bagi seseorang yang mungkin pada awalnya malas-malasan mengerjakan tugas kuliah, tetapi Ian dengan semangat 45-nya selalu bangkit dan jika gagal maka mencobaya lagi dan lagi.

Banyak rintangan, gangguan, dan bisikan yang menyuruhnya untuk menyerah. Namun Ian ingat tangan kedua orang tuanya yang mulai keriput menandakan semakin senjanya usia. Ian juga tak ingin mengecewakan Pak Sukonto Legowo, dosen pembimbingnya, lagi.

Berkat kegigihan dan ketelatenanya Ian berhasil menyelesaikan skripsi tepat waktu. Sesuai tenggat waktu yang Pak Sukonto Legowo berikan.

"Tinta bagi seorang pelajar lebih suci nilainya daripada darah seorang martir"

-Nabi Muhammad SAW-

Lain halnya dengan kisah Genta. Kak Donny Dhirgantoro selaku penulis menggambarkan sikap Genta dalam meyelesaikan projectnya. Penulis sepertinya ingin mengajak pembaca agar mengerjakan suatu hal (terutama tugas) dengan sesempurna dan semaksimal mungkin.

***

7 Agustus

Genta memberi tahu semua sohibnya. Genta ingin mengajak pergi mereka ke suatu tempat yang belum pernah mereka kunjungi bersama. Dari tanggal 14 sampai 20 Agustus mereka semua harus mengosongkan jadwal.

Tepat pada tanggal 14 Agustus mereka berkumpul di Stasiun Senen, berbekal banyak peralatan besar. Tak lupa Arial mengajak Dinda dengan tujuan agar Riani tidak perempuan sendiri.

Di dalam kereta ekonomi MATARMAJA (Malang, Blitar, Madiun, Jakarta) Genta baru menjelaskan tujuan perjalanan. Yaitu ke Gunung Mahameru. Hanya Genta yang pernah ke sana tiga tahun lalu. Saat bulan Agustus juga. Bertepatan dengan upacara tujuh belasan.

Perjalanan Jakarta-Malang mereka lalui. Berdasarkan percakapan antara Genta, Arial, Zafran, Ian, Riani, serta Dinda pembaca secara tak langsung dapat belajar banyak hal. Baik itu ilmu maupun pengalaman. Percakapan pertama antara Genta dan Zafran saat duduk di kereta mengandung hikmah dari kisah hidup Socrates, gurunya Plato. Meskipun seorang ahli filsafat, Socrates tidak malu bergaul dengan siapa saja.

"Orang yang paling bijaksana adalah orang yang mengetahui bahwa dirinya tidak tahu"

-Socrates-

***

Tiba di stasiun Malang. Tujuan mereka selanjutnya adalah Terminal Arjosari yang jaraknya lumayan jauh. Genta dan Arial memutuskan untuk menyarter angkot. Angkot pilihannya ternyata milik Mas Gembul yang pernah ke Puncak Mahameru sebanyak lima kali dan berhenti di Ranu Kumbolo tiga kali. Selama dalam perjalanan mereka ngobrol ngalor ngidul. Seperti teman lama yang bertemu kembali.

Setelah itu perjalanan mereka lanjutkan  menggunakan jip, dikarenakan medannya yang tak mungkin dilalui angkot. Di dalam jip ternyata sudah dijejali pendaki lain. Salah satunya Deniek. Selain mendaki, Deniek beserta kawannya juga ingin berziarah.

"Lima tahun lalu tepat tanggal 17 Agustus, teman baik kita satu kampus ... harus meninggal di Mahameru," ujarnya.

Ketika matahari mulai tenggelam mereka bersama rombongan pendaki lain telah tiba di Ranu Pane. Menikmati dinginnya malam ditemani makanan hangat spesial. Di sana Genta, Arial, Zafran, Ian, Riani, dan Dinda bertemu rombongan Deniek lagi. Deniek memutuskan naik malam itu juga. Sementara Genta dan kelima sahabatnya ngecamp dulu di sebuah tanah datar kecil. Lagi pula mereka juga baru sampai di sana. Jadi butuh istirahat sebentar untuk menyegarkan badan.

Seusai berpamitan Ian sempat bertanya mengenai nama teman Deniek yang meninggal lima tahun silam. Ian terkejut saat mendengar namanya. Namanya Adrian, mirip persis dengan nama Ian.

Sekitar jam 5 pagi mereka berangkat. Pendakian, perjuangan, pengorbanan, serta persahabatan dimulai. Berkali-kali mereka sedikit kewalahan. Terutana si Ian yang memiliki porsi tubuh jumbo.

Mereka berhenti sebentar di Ranu Kumbolo untuk sekadar melepas penat setelah berjalan lama. Melihat surga duniawi di Ranu Kumbolo membuat mereka semua lupa akan lelah yang mendera. Juga pada kaki yang berdarah.

Pendakian terus berlanjut. Hingga pada akhirnya sampai juga mereka di Puncak Mahameru, puncak tertinggi di Nusantara. Tepat pada tanggal 17 Agustus.

Pada bab-bab awal saya masih bingung. Apa hubungan antara isi cerita dengan judul 5cm? Karena belun ada satu pun cerita yang menyebutkannya. Dan maksud 5cm dalam buku ini ternyata jarak mimpi, keinginan, cita-cita, keyakinan, serta harapan yang menggantung tepat di depan kening. Agar tidak lepas dan terus ada. Sehingga kamu akan terus memerjuangkan itu semua. Tanpa kenal lelah dan putus asa.

Baca juga: Resensi novel Sang Pemimpi

Novel ini merupakan novel spektakuler yang tidak hanya memuat cerita persahabatan enam anak manusia. Melainkan sarat akan nilai-nilai moral kehidupan dan sangat menginspirasi serta memotivasi pembacanya.

Di dalamnya juga dibubuhkan quote dari tokoh-tokoh hebat dunia yang semakin memambah nilai estetis novel ini. Cerita yang diselingi cuplikan lirik lagu-lagu hits di eranya pun membuat pembaca tak hanya membaca, tetapi ikut menyanyi.

Kekurangan novel ini terletak pada akhir cerita yang dibuat serba singkat dan terkesan naif.

Meski demikian novel 5cm cocok dibaca semua kalangan. Banyak pelajaran yang dapat kita ambil darinya.

"Sesuatu yang pasti di dunia ini adalah ketidakpastian"

-Albert Einstein-


Peresensi: Lathifah S (@lathifah_saadah)

Post a Comment

2 Comments

Jangan melakukan spam, tak ada link dan bicara kotor.
Berkomentarlah dengan cerdas