Film yang akan tayang bertepatan dengan hari santri nasional (HSN), tepatnya pada tanggal 22 Oktober, ini menuai berbagai polemik. Banyak yang pro dan kontra. Padahal baru trailernya saja lho? Gimana nanti kalau sudah tayang beneran?
Film ini merupakan film garapan dari PBNU yang disutradarai oleh Livi Zheng yang berasal dari Amerika. Dibintangi oleh aktor-aktor baru. Seperti Muhammad Ulul Azmi Azkandar Al Absor (biasa dipanggil Gus Azmi), Wirda Mansur (putri dari Ustadz Yusuf Mansyur), Veve Zulfikar (seorang qori), dan masih banyak lagi pemain lainnya.
Sekedar info: trailer film the santri secara resmi ditayangkan tanggal 9 September kemarin.
Setelah tanggal tersebut postingan-postingan tentang film the santri pun bertebaran -beserta dalilnya.
Awalnya saya tidak mau berkomentar apa pun itu sebelum saya sendiri melihat filmnya. Tapi karena ada yang minta pendapat dari saya, maka dengan adanya tulisan ini saya akan membahas pendapat-pendapat orang terkait film the santri. Baik yang pro maupun yang kontra.
Yang pertama. Dari pihak kontra.
Orang-orang yang tak setuju adanya film the santri menuding bahwa film ini liberal. Mereka memfokuskan penilaian terhadap adegan dua orang santri (putra & putri) yang berdua-duaan di tengah hutan serta adegan seorang santri yang membawa tumpeng ke gereja.
Mereka menganggap hal semacam itu merupakan suatu bentuk kemurtadan akidah (berdasarkan postingan di facebook). Bahkan tak pantas dilakukan, apalagi film ini berlabel kata santri.
Oleh sebab itu, munculkan ide untuk memboikot film the santri.
Adapun tokoh sentral yang menolak film the santri ialah Habib Hanif, menantu Habib Rizieq (Berdasarkan postingan di facebook dan media sosial lainnya)
Yang kedua. Dari pihak pro.
Dalam sebuah tulisan singkat yang mejeng di layar hp saya terlihat salah satu pihak yang pro menyebutkan beberapa alasan perlunya menonton film the santri. Antara lain karena adanya rasa toleransi, mencerminkan kehidupan santri yang moderat, serta mengandung nilai-nilai kehidupan lainnya.
Selain itu, beliau juga menjelaskan sebab musabab pihak kontra menolak film the santri. Sebab-sebab tersebut berjumlah 5 beserta penjelasan singkatnya.
Adanya polemik tersebut Gus Falah, wakil sekretaris jenderal PBNU, pun angkat bicara.
“Tunggu dan tonton film the santri tapi setelah produksi bulan Oktober nanti. Baru dilihat apakah ada pertentangan atau tidak,” ujarnya pada Selasa (17/9/2019).
Yang paling penting, lanjut Gus Falah, warga NU tidak usah terpancing ataupun menanggapi berlebihan.
“Biarkan saja, gitu aja kok repot,” pangkas Gus Falah.
Sebenarnya tidak etis kalau menolak sebuah film yang belum tayang. Dan mereka yang menolak belum pernah melihat filmnya secara keseluruhan. Alias baru melihat trailernya saja.
Suatu film bila dinyatakan lulus sensor merupakan film yang baik dan bagus untuk lihat. Hal itu sudah terdapat pada film the santri.
Justru dengan adanya kontroversi yang berkepanjangan mengenai film the santri justru semakin membuat masyarakat bertanya-tanya dan semakin penasaran akan filmnya.
Kalau dilihat dari segi pemain, sebenarnya mereka adalah orang-orang yang tidak sembarangan (apa ya bahasanya?, intinya mereka itu sudah berbekal pengetahuan cukup tentang seluk beluk pesantren dan santri).
Misalnya saja Wirda Mansur. Dia merupakan putri pertama dari Ustadz Yusuf Mansur yang juga seorang hafidzah. Jadi, kalaupun misalnya ada adegan yang diangga kurang sesuai dengan ajaran Islam maka dia akan protes lah. Benar gak sih?
Terus lagi, Gus Azmi. Dia sendiri merupakan vokalis di salah satu hadroh ternama di negeri ini. Dia juga seorang santri di salah satu pondok pesantren di Jawa Timur.
Terus apa lagi ya?
Ok. Kurasa cukup. Kalau ada tambahan, silakan tulis di bawah ini. Saya dengan senang hati akan menerima masukan dari pembaca yang budiman semua.
Semoga bermanfaat.
0 Comments
Jangan melakukan spam, tak ada link dan bicara kotor.
Berkomentarlah dengan cerdas