Identitas Buku
Judul Buku : Sejuta Kisah Menuju Bangku Kuliah
Penulis : Restia Ningrum, dkk
Penerbit : UB Press
ISBN : 978-602-203-652-4 (elektronik)
Cetakan : pertama: Agustus 2014
Tebal : vii + 194 hal, 14 cm × 21 cm
Hai, sahabat PL-ku (Penikmat Literasi). Apa kabar? Semoga selalu dalam keadaan baik-baik aja ya. Kali ini aku akan -sedikit- mereview mengenai buku kumpulan cerpen yang terbit sekitar enam tahun silam. Untuk identitasnya udah aku tulis di atas.
Cerpen yang ditulis oleh 15 mahasiswa UB ini sarat akan nilai dan motivasi. Pasalnya pembaca diajak untuk menyelami cerita jatuh bangun penulis dalam ceritanya dalam menggapai mimpinya. Terlebih soal perjuangan masuk dunia perkuliahan.
Sebagian besar cerpen menggambarkan kehidupan tokoh yang serba terbatas. Terbatas fasilitas, jarak, dan ekonomi. Maka jalur beasiswalah jalan keluarnya.
Selain itu, dijelaskan pula bahwa untuk mendapatkan beasiswa kuliah bukan hal mudah. Berkali-kali ikut tes, namun hasilnya nihil. Juga tentang mahalnya biaya daftar ulang yang sering disinggung penulis.
Di sisi lain, kebanyakan cerpen menunjukkan peran penting orang tua dalam kelanjutan pendidikan sang anak. Untungnya semua orang tua tersebut mendukung pilihan anaknya. Tentunya dibarengi dengan nasihat serta arahan.
Meski terbit beberapa tahun lalu, buku ini tetap cocok dibaca oleh siapa pun. Terutama bagi kalangan pelajar yang berniat melanjutkan pendidikan (kuliah). Setidaknya bisa memberi gambaran tentang seluk beluk masuk PTN (Perguruan Tinggi Negeri).
Buku ini memuat motivasi pembaca agar memerjuangkan cita-citanya. Melalui tiga poin penting, yaitu: usaha atau ikhtiar, doa, dan tawakal.
Baca juga: Resensi buku Kun Yusuf Mansur
Di balik semua itu, terdapat pula kekurangannya yang terletak pada penggunaan kata-kata yang mubazir. Overall, aku suka buku ini. Bacaan ringan, tapi memacu semangat menggapai mimpi.
Jangan lupa follow instagramku ya. Biar lebih dekat:)
@lathifah_saadah
2 Comments
Bermanfaat sekali
ReplyDeleteBermanfaat sekai
ReplyDeleteJangan melakukan spam, tak ada link dan bicara kotor.
Berkomentarlah dengan cerdas