Novel JPN -Jadilah Purnamaku, Ning

Novel JPN -Jadilah Purnamaku, Ning karya Khilma Anis

Novel dengan judul Jadilah Purnamaku, Ning merupakan karya solo novel pertama dari Ning Khilma Anis. Ukuran bukunya terbilang cukup kecil bila dibandingkan dengan novel Wigati dan novel Hati Suhita, karya Ning Khilma Anis. Kurang lebih 232 halaman dengan ukuran 11 × 17 cm.

Novel Jadilah Purnamaku Ning, Khilma anis



Diterbitkan oleh Penerbit Matapena Selakan Baru No. 1 Sewon Bantul Yogyakarta. Sampulnya pun menggelitik. Warna dasar putih yang dipadu padankan oleh gambar bumi membuat orang yang pertama kali melihat menjadi penasaran sama isi bukunya.
Baca juga: Tentang Wigati

Buku dengan latar belakang trah pesantren antara seorang gadis bernama Nawang Wulan dan anak dari kiai ternama yang mengisi hatinya. Ialah dia, Nawang Wulan. Yang kehadirannya tak terlalu diharapkan oleh kakek sekaligus seorang kiai di pondok pesantren ternama di suatu daerah.

Ibunya, Tirta Damayanti telah mewanti-wanti Nawang agar tidak salah pilih atau pun menjalin kedekatan lebih dengan putra dari kiai. Apa pun yang berhubungan dengan pesantren akan dihapusnya dalam-dalam dari pikirannya.

Hal ini cukup beralasan. Karena Damayanti pun mulanya menikah dengan Zulfikar, ayah kandung Nawang, yang merupakan seorang gus. Ayahnya Zulfikar tidak menyukai pernikahan tersebut. Ia ingin punya menantu dari kalangan pesantren yang kelak akan meneruskan kiprahnya mengemban pesantren miliknya.

Sedangkan Damayanti hanyalah seorang gadis dari keluarga yang kental akan Jawanya. Namun Zulfikar tetap ngotot ingin memperjuangkan hubungannya bersama Damayanti. Hingga terjadilah pernikahan tersebut. Sekali lagi tanpa keikhlasan ayahnya Zulfikar.

Damayanti yang notabenenya seorang aktivis, pembela suara kaum tertindas, lama kelamaan merasa bosan di balik besarnya tembok pesantren. Ia ingin bebas bercengkerama dengan masyarakat sekitar. Ikut kegiatan ibu-ibu di kampung dekat pesantrennya.

Akan tetapi, ayahnya Zulfikar tidak menyetujui itikad menantunya tersebut. Hingga Damayanti berulang kali melakukan kegiatan bersama orang-orang kampung.

Entah disengaja atau tidak. Damayanti difitnah selingkuh. Akhirnya Zulfikar tidak dapat berbuat apa pun selain mengikuti titah sang ayah, menceraikan Damayanti. Sampai Nawang dewasa, Zulfikar belum pernah menemuinya.

Inilah yang menjadikan Damayanti tak ingin putrinya mengalami hal yang sama dengannya.

Selama ini Nawang belum pernah menaruh hati kepada lelaki yang bukan mahromnya. Tapi kali ini berbeda. Ia mencintai Alfin, anak dari kiai ternama di Banyuwangi.

Berawal dari kalimat “kakudung welulang macan” mereka saling kenal dan dengan berjalannya waktu mereka pun saling mencintai. Bagi Nawang kata-kata ibu adalah sabda baginya. Termasuk perintah untuk menjauhi Alfin.

Berkat kegigihan Alfin meyakinkannya, alhasil Nawang pun memberanikan diri menghadap ayahnya Alfin. Bermodal senyum kekhawatirannya, Nawang menghadap ayahnya Alfin.

Benar saja. Kehadiran Nawang memang tak diharapkan oleh ayahnya Alfin. Bahkan ia sempat mengejek (bahasa kasarnya) Damayanti, ibu Nawang.

Semenjak kejadian itulah hubungan antara Nawang dengan Alfin selesai. Keduanya sama-sama sedih, tak bergairah menjalani hidup. Nawang tetap dengan aktivitasnya dan Alfin menikah dengan putri kiai dari Jombang.

Kehidupan Nawang mulai berubah setelah mengenal sosok Yasfa, lelaki tampan dari keluarga biasa, bukan dari trah pesantren. Terbesit dalam batin Nawang tentang siapa sebenarnya Yasfa.

Mengapa Yasfa tidak pernah mengajak Nawang menemui ibu kandungnya? Malahan Yasfa mengajaknya bertemu dengan kiainya di pondok pesantren yang luasnya melebihi luas pondok pesantren milik ayah kandungnya.

Pertanyaan itulah yang sering mengusik batin Nawang sampai pada acara pernikahannya. Dan akhirnya terungkap setelah kejadian di pondok pesantren tempat Yasfa belajar.
Baca juga: Pembuktian Sains dalam Sunnah

Bagaimana kelanjutan kisah mereka? Ok. Langsung beli bukunya saja yak... hehe.. kunjungi postingan di blog ini beberapa minggu yang lalu. Atau bisa juga tanya sama penulisnya di facebook.

Mohon maaf apabila ada tutur kata yang kurang berkenan. Jangan lupa krisar yak, man teman.

Semoga bermanfaat.

Post a Comment

0 Comments