Puasa Ramadhan merupakan salah satu ibadah yang diwajibkan kepada umat Islam yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu dalam waktu satu bulan penuh. Secara bahasa puasa berarti menahan. Menahan di sini bukan hanya sebatas menahan haus dan lapar. Tapi bisa jadi lebih dari itu.
Seorang muslim harus bisa menahan diri ketika puasa Ramadhan. Agar puasa Ramdhan kita diterima oleh Allah SWT. Hendaknya kita menahan diri dari hal-hal yang menyebabkan batalnya puasa. Antara lain : makan dan minum dengan sengaja, muntah dengan sengaja, murtad (keluar dari agama Islam), keluar haid atau nifas, gila, dan lain sebagainya.
Sebelum membahas lebih lanjut, berikut sedikit penjelasan mengenai tingkatan puasa :
1. Puasa Umum
Ialah puasa yang sekadar menahan haus, lapar, dan menahan diri dari keinginan untuk berjimak.
2. Puasa Khusus
Ialah puasa dengan memelihara mata, telinga, lidah, tangan, dan kaki daripada melakukan dosa selain menahan diri selain perkara di atas.
3. Puasa Khusus al Khusus
Ialah puasa yang merangkumi puasa di atas dan disempurnakan dengan puasa hati daripada semua keinginan lahir dan batin.
Nah, puasa teman-teman termasuk yang mana?
Menahan diri ketika Ramadhan memang tak semudah seperti saat kita membalikkan telapak tangan. Apalagi jika sudah menjadi kebiasaan buruk di keseharian. Namun, asalkan ada kemauan pasti ada jalan dari Allah.
Saat puasa Ramadhan sering kita temui keinginan dalam hati yang menggebu-gebu untuk melakukan sesuatu yang dapat membatalkan puasa Ramadhan kita.
Dalam mencegahnya perlu sekali benteng pertahanan yang kuat dari dalam diri sendiri. Misalnya saat siang hari kita merasa haus, nah di situlah letak ujian kita.
Santai saja, semua ada obatnya yaitu dengan memperbanyak dzikrullah. Bisa dilakukan dengan memperbanyak dzikir, membaca al Qur’an, serta menghindari perkataan yang kotor. Amalan-amalan seperti itu mampu menjadi ladang pahala bagi kita.
Menahan mata, telinga, tangan, dan kaki misalnya saat kita melihat perbuatan maksiat. Maka jauhkan pandangan dari hal-hal tersebut. Adapun juga saat melihat seseorang yang bukan mahram bagi kita, usahakan tidak memandangnya dengan syahwat.
Nah, untuk puasa yang menahan keinginan hati ini tingkatannya sudah tinggi. Biasanya bagi mereka orang-orang khusus, bukan sekadar orang-orang awam.
Perbanyaklah mengingat Allah SWT. Dalam setiap keadaan apa pun itu. InsyaAllah hidup menjadi tenang dan terarah.
Di daerah-daerah tertentu terdapat bacaan al Qur’an yang dibacakan setiap harinya dan ketika telinga mendengarnya, hati akan terasa tenang, nyaman, serta tenteram. Inilah salah satu cara agar orang yang sedang berpuasa Ramadhan dapat terhindar dari perbuatan maksiat.
Jika belum mampu membaca al Qur’an, maka gunakan kesempatan emas Ramadhan ini untuk mempertebal keimanan. Kan banyak banget tuh di masjid-masjid yang ketika sore ada pengajian. Baik itu pengajian al Qur’an maupun pengajian kitab.
Cukup mendengarkannya saja bernilai ibadah, apalagi kalau membacanya?
Kalau memang kesulitan dalam menahan diri, Mimin sarankan agar teman-teman menyibukkan diri dengan kegiatan yang bernilai positif. Termasuk juga dalam memilih teman bergaul, pilihlah teman yang bila kau dekat dengannya, kau merasa semakin dekat dengan Allah atas wasilahnya.
Dalam kitab Ta’limul Muta’alim dijelaskan bahwa cara mengetahui sifat seseorang, kita bisa melihat dengan siapa ia berkawan.
Itulah sedikit pemaparan Mimin tentang menahan diri ketika puasa Ramadhan. Jika ada kekhilafan kata, Mimin sampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya.
Kritik dan saran sangat Mimin harapkan. Sekian dan terimakasih.
0 Comments
Jangan melakukan spam, tak ada link dan bicara kotor.
Berkomentarlah dengan cerdas