Hello, Guys. Berikut ini akan saya paparkan sedikit karya dari sisa-sisa mengikuti lomba karya sastra online. Bingung mau mendokumentasikannya ke mana. Jadi, di sini aja ya. Sekaligus biar tidak hilang di makan lupa.
Saya sangat membutuhkan krisar dari kakak semuanya untuk bahan pengembangan lagi ya. Jujur ini hanyalah tulisan amburadul by Sayu (julukanku di madrasah, karena keseringan tidur di kelas).
1. Puisi
Puisi 1
Tema : Cinta yang Hilang
Menunggu
Kini, dimanakah engkau berada
Ku mencarimu hingga ujung dunia
Kesana kemari tiada tara
Hingga ku menemui batas usia
Di kau yang pernah singgah
Hati ini masih mengagumi
Yakin jikalau berakhir indah
Tuk bersamamu menjadi pasutri
Akankah kau bahagia
Bila cinta tlah sirna
Akankah aku sirna
Bila hidup tanpa rasa bahagia
Dulu engkaulah yang ku kagumi
Senantiasa duduk mesra di taman
Menunggu datangnya sang mentari
Pertanda hidup penuh kenikmatan
Puisi 2
Kini
Sore ini
Air hujan terjun bebas dari langit Mengubah suasana mencekam
Langit pun kehilangan awan
Angin memporak-porandakan
Mobil tak karuan di jalanan
Terpontang panting angin hujan
Tanpa arah dan tujuan
Berteman derasnya air hujan
Kini
Hiruk pikuk kota tlah sirna
Yang ada hanyalah kekacauan
Sang mega merah
Tak nampak batang hidungnya
Rindu...? mungkin iya
Anak kecil berlarian
Mencari sepasang ayah bunda
Berderaian air mata
Kini
Ambulance datang silih berganti
Berpenumpang orang mati
Kesemuanya diotopsi
Menelusuri jati diri
Keluarga menemui pak polisi
Tuk dibawa ke rumah masing-masing
Kini
Ucapan semoga lekas sehat
Kepada korban yang selamat
Ucapan bela sungkawa masyarakat
Kepada korban yang sekarat
Lantunan beberapa ayat
Kepada mereka yang sekarat
Puisi 3
Harapan Itu Ada
Sunyi sepi hidup ini
Waktu serasa tiada arti
Setiap pagi hanya bisa menyeruput secangkir kopi
Sifat apatis kian menjadi
Takdir telah mengkhianati
Aku yang dulu, beda jauh dari aku yang disini
Menikmati hidup sendiri tanpa yang mendampingi
Yang dulu setia, sekarang mangkat pergi
Masa depan tak akan berarti
Beruntung ada seorang kawan
Teman seperjuangan
Teman berpetualangan
Teman satu sekolahan
Melaluinya terdapat sebuah harapan
Ku panjatkan do'a meminta rahmat
Kepada ia adalah sahabat
Tempat kedua menaruh curhat
Akan tiba saatnya
Kebahagiaan itu ada
Setelah sekian lama tiada
Berprinsib membahagiakan orang tua
Tuk mencapai hidup mulia
Inilah takdir dari Yang Maha Kuasa
Teruslah semangat mencapai apa yang diharapkan
Selagi kau memiliki keinginan
Masih adanya suatu harapan
Hambatan janganlah hiraukan
Yakin akan keyakinan
Orang tua yang mendoakan
Tuhan yang menentukan
Puisi 4
Sekolahanku
Inilah gambaran tentang tempatku menimba ilmu
Tentang luasnya halaman sekolah
Tentang indahnya pemandangan sekitar
Tentang parkiran bawah gedung yang ditata siswa
Penghuninya pun beragam
Ada yang rajin
Ada yang malas
Ada yang berprestasi
Ada yang tidak naik kelas
Namun mereka senantiasa semangat
Kepada guru hormat
Apapun perintahnya tetap taat
Asalkan manfaat
Inilah sekilas tentang tempatku ngalap barokah
Tempat memahami Al Qur'an maupun sunnah
Hingga ku meniti jalan hijrah
Disini kami diajari untuk istiqomah
Karena guru kami memaparkan cara beribadah
Puisi 5
Omong Kosong
Begitu elok parasmu
Kian hari semakin terpondasi
Oleh bedak dan gincu
Menarik pandangan kaum lelaki
Ketika kecantikan tak sepadan kelakuan
Kau rela korbankan harga diri
Demi pundi-pundi uang
Memanjakan nafsu birahi
Dimanakah jati dirimu, wahai kaum hawa?
Apakah kau tidak tahu azab zina?
Atau kau lupa adanya neraka?
Ah, itu semua hanya omong kosong
Pati, 08 Februari 2019
Puisi 6
Tidak Tahu Arti
Gelora hati ingin memiliki
Mengharap indahnya suatu hari
Ucap doa tiada henti
Walau kenangan indah telah basi
Tak pantaskah kau mengadu nasib?
Hingga dunia enggan merestui
Sakit menancap tepat di relung hati
Lezatnya bekal hidup telah pergi
Bak nestapa tanpa akhir
Balik kanan bubar jalan tuk menyakiti
Apakah kau tahu arti puisi ini?
Jika tidak, berarti kita satu pikir
Pati, 28 Februari 2019
Ok... segitu dulu ya. Saya sudah capek ngetiknya.
Jangan lupa kunjingi juga ya 👇
https://bloggercombloggergblogid2688852420524386675.home.blog
Salam Literasi
Santri Penikmat Literasi
Saya sangat membutuhkan krisar dari kakak semuanya untuk bahan pengembangan lagi ya. Jujur ini hanyalah tulisan amburadul by Sayu (julukanku di madrasah, karena keseringan tidur di kelas).
1. Puisi
Puisi 1
Tema : Cinta yang Hilang
Menunggu
Kini, dimanakah engkau berada
Ku mencarimu hingga ujung dunia
Kesana kemari tiada tara
Hingga ku menemui batas usia
Di kau yang pernah singgah
Hati ini masih mengagumi
Yakin jikalau berakhir indah
Tuk bersamamu menjadi pasutri
Akankah kau bahagia
Bila cinta tlah sirna
Akankah aku sirna
Bila hidup tanpa rasa bahagia
Dulu engkaulah yang ku kagumi
Senantiasa duduk mesra di taman
Menunggu datangnya sang mentari
Pertanda hidup penuh kenikmatan
Puisi 2
Kini
Sore ini
Air hujan terjun bebas dari langit Mengubah suasana mencekam
Langit pun kehilangan awan
Angin memporak-porandakan
Mobil tak karuan di jalanan
Terpontang panting angin hujan
Tanpa arah dan tujuan
Berteman derasnya air hujan
Kini
Hiruk pikuk kota tlah sirna
Yang ada hanyalah kekacauan
Sang mega merah
Tak nampak batang hidungnya
Rindu...? mungkin iya
Anak kecil berlarian
Mencari sepasang ayah bunda
Berderaian air mata
Kini
Ambulance datang silih berganti
Berpenumpang orang mati
Kesemuanya diotopsi
Menelusuri jati diri
Keluarga menemui pak polisi
Tuk dibawa ke rumah masing-masing
Kini
Ucapan semoga lekas sehat
Kepada korban yang selamat
Ucapan bela sungkawa masyarakat
Kepada korban yang sekarat
Lantunan beberapa ayat
Kepada mereka yang sekarat
Puisi 3
Harapan Itu Ada
Sunyi sepi hidup ini
Waktu serasa tiada arti
Setiap pagi hanya bisa menyeruput secangkir kopi
Sifat apatis kian menjadi
Takdir telah mengkhianati
Aku yang dulu, beda jauh dari aku yang disini
Menikmati hidup sendiri tanpa yang mendampingi
Yang dulu setia, sekarang mangkat pergi
Masa depan tak akan berarti
Beruntung ada seorang kawan
Teman seperjuangan
Teman berpetualangan
Teman satu sekolahan
Melaluinya terdapat sebuah harapan
Ku panjatkan do'a meminta rahmat
Kepada ia adalah sahabat
Tempat kedua menaruh curhat
Akan tiba saatnya
Kebahagiaan itu ada
Setelah sekian lama tiada
Berprinsib membahagiakan orang tua
Tuk mencapai hidup mulia
Inilah takdir dari Yang Maha Kuasa
Teruslah semangat mencapai apa yang diharapkan
Selagi kau memiliki keinginan
Masih adanya suatu harapan
Hambatan janganlah hiraukan
Yakin akan keyakinan
Orang tua yang mendoakan
Tuhan yang menentukan
Puisi 4
Sekolahanku
Inilah gambaran tentang tempatku menimba ilmu
Tentang luasnya halaman sekolah
Tentang indahnya pemandangan sekitar
Tentang parkiran bawah gedung yang ditata siswa
Penghuninya pun beragam
Ada yang rajin
Ada yang malas
Ada yang berprestasi
Ada yang tidak naik kelas
Namun mereka senantiasa semangat
Kepada guru hormat
Apapun perintahnya tetap taat
Asalkan manfaat
Inilah sekilas tentang tempatku ngalap barokah
Tempat memahami Al Qur'an maupun sunnah
Hingga ku meniti jalan hijrah
Disini kami diajari untuk istiqomah
Karena guru kami memaparkan cara beribadah
Puisi 5
Omong Kosong
Begitu elok parasmu
Kian hari semakin terpondasi
Oleh bedak dan gincu
Menarik pandangan kaum lelaki
Ketika kecantikan tak sepadan kelakuan
Kau rela korbankan harga diri
Demi pundi-pundi uang
Memanjakan nafsu birahi
Dimanakah jati dirimu, wahai kaum hawa?
Apakah kau tidak tahu azab zina?
Atau kau lupa adanya neraka?
Ah, itu semua hanya omong kosong
Pati, 08 Februari 2019
Puisi 6
Tidak Tahu Arti
Gelora hati ingin memiliki
Mengharap indahnya suatu hari
Ucap doa tiada henti
Walau kenangan indah telah basi
Tak pantaskah kau mengadu nasib?
Hingga dunia enggan merestui
Sakit menancap tepat di relung hati
Lezatnya bekal hidup telah pergi
Bak nestapa tanpa akhir
Balik kanan bubar jalan tuk menyakiti
Apakah kau tahu arti puisi ini?
Jika tidak, berarti kita satu pikir
Pati, 28 Februari 2019
Ok... segitu dulu ya. Saya sudah capek ngetiknya.
Jangan lupa kunjingi juga ya 👇
https://bloggercombloggergblogid2688852420524386675.home.blog
Salam Literasi
Santri Penikmat Literasi
1 Comments
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteJangan melakukan spam, tak ada link dan bicara kotor.
Berkomentarlah dengan cerdas